Kuldhara


Salah satu yang menarik dari sebuah perjalanan adalah ketika menemukan tempat yang menggambarkan kehidupan masa lampau daerah tersebut. Dalam perjalanan Rajashtan kemarin, kami diperkenalkan dengan suatu tempat yang bernama Kuldhara. Kuldhara adalah sebuah desa mati di India, 15 km di barat kota Jaisalmer. Desa ini disebut desa mati karena sudah ditinggalkan masyarakat Paliwal selama beratus tahun, tepatnya pada tahun 1825.

Gerbang masuk menuju Kuldhara. Foto diambil dari sini
Desa ini terdiri dari 84 desa kecil. Walaupun sudah banyak reruntuhan namun masih dapat terlihat bahwa desa ini didesain terencana. Saya sempat memasuki beberapa rumah dan kuil yang ada, arsitekturnya sangat menarik dengan ciri khas inner courtyard/ taman tengah dan atap dak yang dapat berfungsi sebagai taman atap.

Reruntuhan bangunan


salah satu rumah yang sebagian sudah hancur, geometri bangunan kotak dan minim ornamen




tangga menuju dak atas

Inner court/ taman terbuka di tengah rumah

                               Selasar penghubung antara taman tengah dan ruangan-ruangan dengan plafon dari ranting kayu
Talang air yang terbuat dari material yang sama dengan dinding
Talang air 2

Jendela
Tempat parkir kendaraan dengan gerobak usang di dalamnya
candi
Kuil dengan bangunan besar disebelahnya (mungkin gedung pemerintahan?), dengan lapangan besar didepannya
Terdapat dua versi cerita penyebab desa ini ditinggalkan. Yang pertama adalah karena Menteri Salim Singh dari kerajaan Jaisalmer saat itu ingin dinikahkan dengan salah satu gadis dari desa ini, dia mengancam kepala desa untuk menikahkan dengan batasan waktu tertentu, jika tidak maka dia akan mengambil paksa anak gadis tersebut juga meninggikan pajak di desa ini, untuk itu pada suatu malam di tahun 1825, warga dari 84 desa tersebut sepakat untuk meninggalkan desa ini demi kebanggaan dan kehormatan. 

Versi kedua adalah karena perang. Masyarakat Paliwal sebelumnya dinamakan Brahmins, penduduk asli dari Pali, kerajaan kecil di Thar desert. Karena campur tangan dalam kegiatan sehari-hari dan kekejaman rajanya, mereka bermigrasi ke Kuldhara. Dari waktu ke waktu, karena kesolidan dan gotong royong dalam berdagang diantara mereka, Kuldhara semakin berkembang menjadi area yang makmur sehingga akhirnya menjadi target invasi Mughal. Terjadilah perang selama berhari-hari yang merenggut banyak korban jiwa dari masyarakat Paliwal. Pada hari terakhir, penjajah Mughal menyimpan bangkai-bangkai hewan ke semua sumur di desa ini, menyebabkan masyarakatnya bermigrasi ke daerah lain. Tidak ada informasi yang jelas kemana mereka pergi. Saat ini Kuldhara telah berubah menjadi kota mati yang memberikan sedikit gambaran bagi saya bagaimana arsitektur pada tahun 1800an di area Jaisalmer. 

Berdasarkan riset oleh Norma Evenson digambarkan bahwa ciri arsitektur di india, tepatnya di Black Town/ George Town Chennai pada tahun 1855 telah terpengaruh oleh kolonial Inggris yang masuk sejak tahun 1615. 

"Many of them are extremely narrow and ill-ventilated ... a hallow square, the rooms opening into a courtyard in the centre."-Evenson, Norma (1989)

Ada kesamaan antara arsitektur di Chennai dan Kuldhara dengan geometrinya yang berbentuk kotak, jendela yang kecil, dan taman terbuka ditengahnya. Mungkin arsitektur di desa ini juga dipengaruhi oleh gaya bangunan kolonial Inggris. Sementara itu di eropa sendiri sewaktu desa ini ditinggalkan, sedang berkembang pesat gaya arsitektur gothic yang dikenal dengan kolom-kolom dan ornamen-ornamen yang 'kriwil'.


Sumber: Evenson, Norma (1989). The Indian Metropolis. New Haven and London: Yale University press. ISBN 0-300-04333-3.
http://www.geni.com/projects/Kuldhara-Abandoned-Village-in-Rajasthan-India/6144
http://www.news.com.au/travel/world-travel/kuldhara-india-is-a-cursed-village-of-death/story-e6frfqb9-1227066242022