Review Rumah Kontrakan

Rumah yang baik bersifat relatif karena rumah sangat bergantung dengan individu orang yang menempatinya, semakin rumah dapat memfasilitasi kebutuhan penghuni untuk mengekspresikan karakter, identitas, dan prilakunya, maka rumah tersebut dinilai semakin baik. Namun ada standar-standar kesehatan yang bernilai tidak relatif.

Saya mau mengambil contoh rumah kontrakan saya. Rumah ini sebenarnya tidak terlalu buruk. Ada ruang tamu, ruang tidur, dapur dan kamar mandi. Cukup untuk menampung kegiatan-kegiatan saya dirumah. Namun ada beberapa hal yang mengganggu dan mungkin banyak orang yang tidak menyadari pentingnya ini di dalam rumah, antara lain;

VENTILASI MENYILANG
Ventilasi satu-satunya di belakang rumah
Foto ini memperlihatkan ventilasi di area dapur (belakang). Pada bagian depan rumah terdapat ventilasi berupa jendela yang cukup besar namun udara tidak dapat mengalir sempurna karena pada bagian belakang ventilasi hanya seperti ini sehingga udara di dalam rumah cenderung pengap, terutama ketika masak.



Rumah tinggal yang terletak di daerah beriklim tropis seperti Indonesia menuntut desain rumah yang mengedepankan sistem pertukaran udara/ ventilasi. Sistem sirkulasi udara alami ini dapat melalui ventilasi berupa jendela atau lubang angin, sedangkan untuk ruangan ditengah dapat menggunakan channel penangkap angin.

Ventilasi hendaknya dirancang dengan tepat. Idealnya, sebuah rumah memiliki jumlah bukaan total antara 15%-20% dari luas tapak. Proporsi tersebut akan membuat ruang-ruang didalamnya terasa sejuk dan nyaman. Masing-masing ruang memiliki perhitungan yang berbeda, semisal kamar mandi yang memiliki kelembaban yang tinggi, butuh pergantian udara sebanyak enam kali volume ruangnya. Berbeda dengan kamar tidur yang hanya membutuhkan pergantian udara sebesar 2/3 volume ruang tiap jamnya. Jadi, bila volume kamar tidur adalah 3x3x3 = 27 m, maka kamar tidur memerlukan pergantian udara 18m²/jam.

Namun memiliki ventilasi saja masih belum cukup karena udara yang masuk perlu dialirkan. Sistem yang paling baik adalah dengan cross ventilation/ sistem ventilasi menyilang. Sistem ini memungkinkan udara mengalir dari satu titik ke titik lainnya. Dengan perbedaan tekanan didalam dan diluar bangunan, maka udara tidak akan ‘terjebak’ di dalam rumah, yang menyebabkan rumah terasa pengap dan panas. Jika ventilasi dirancang dengan baik, maka dapat memotong anggaran untuk pangudaraan buatan seperti AC.

TALI AIR
Tali air adalah garis pada dinding yang berfungsi untuk mengalirkan air jika terjadi kebocoran. Tali air ini biasanya ada diatas kusen, diatas dinding, di tanggal, dll.  Karena kebocoran merupakan sesuatu yang sulit dihindari terutama di Indonesia yang memiliki curah hujan relatif tinggi, maka tali air menjadi penting untuk mengantisipasi itu.

Plafon & dinding dapur tanpa tali air

Ini adalah foto plafon dan dinding  di ruang dapur. Terlihat plafon menghitam karena bocor. Jika hujan terjadi, air dari plafon mengalir sepanjang dinding dapur. Jika memiliki tali air, maka air akan disalurkan melalui tali air sehingga tidak merusak dinding dan semua peralatan dibawahnya.



tali air diatas kusen pintu


Foto ini menunjukan tali air diatas kusen pintu. Ini baik yang mana jika terjadi kebocoran maka air tidak akan melalui kusen pintu yang terbuat dari kayu yang akan cepat rusak jika terkena air.






PEMASANGAN PINTU KAMAR MANDI
Pintu kamar mandi
Pintu ini dipasang dengan bukaan di bagian atas. Padahal seharusnya bukaan ini berada di bawah karena ventilasi ini juga berfungsi untuk mengalirkan gas dari pemanas air jika terjadi kebocoran/ pembakaran tidak sempurna yang bisa sangat berbahaya sehingga kebocoran dapat terdeteksi. Ventilasi ini juga dapat mengalirkan uap hasil pembakaran gas dari pemanas sehingga kamar mandi tidak pengap. Posisi harus berada dibawah karena massa jenis gas lebih berat dari massa jenis udara maka pemasangan yang tepat berada di bagian bawah pintu. 

Semoga bermanfaat :)

Be Happy

Iseng mengamati lingkungan, Ada yang mengaku happy dalam hidupnya, ada yang mengaku unhappy. Mencoba merumuskan perbedaan karakter dari mereka yang mengaku happy dan unhappy, yang saya pelajari adalah;
  • Kecerdasan intelektual bener2 tidak menjamin kecerdasan/ kestabilan emosi
  • Perbedaan signifikan kedua orang itu dari kemampuan menahan diri, ga rakus, mau semuanya dan semaunya, padahal kita akan menuai apa yang kita tabur. Tidak kurang, tidak lebih. Kasarnya Happy people sadar diri.
  • Happy people respek sama orang lain. Memperlakukan orang lain sebagaimana mereka ingin diperlakukan. Mereka menghargai orang disekitarnya. Berterimakasih. Meminta maaf. Mereka menghargai usaha sekecil apapun dari orang lain.
  • Hidup ga dibuat ribet. They will find that is necessary to let things go; simply for the reason that they are HEAVY.
  • Don’t sweat the petty things, and don’t pet the sweaty things. – George Carli. Tiap hari kita akan bertemu dengan berbagai macam kondisi dan berbagai macam individu. Orang-orang yang menyetir seenaknya di jalan, orang yang menabrak tanpa bilang maaf, atau banyak hal lain yang bisa membuat kesal. Bagi happy people kejadian ini ga akan membuatnya emosi. Sedih dan kecewa, tapi ga emosional, karena mereka sadar dengan menjadi emosi hanya akan menguras energi yang harusnya bisa disalurkan untuk hal lain yang lebih penting. Peduli tapi tidak tersulut emosi. Its totally different cause emoytion is just a matter of ego.
  • Solitude. Mereka punya waktu untuk sendiri. Refleksi. Mereka tidak takut untuk sendirian. Karena sendiri tidak berarti kesepian. Mereka menikmati dirinya sendiri.
  • Orang yang happy cenderung merasa aman. Secure

Ingat Maslow’s hierarchy of needs? Terlihat bagaimana hirarki kebutuhan dan motivasi psikologi manusia. Yang paling mendasar adalah psikologi dan keamanan yang disebut defisiensi; harga diri, persahabatan, cinta, kebutuhan fisik. Jika defisiensi tidak terpenuhi makan individu akan merasa cemas dan tegang. Maslow menunjukan bahwa tingkat paling dasar harus terpenuhi sebelum individu memiliki keinginan yang kuat/ motivasi pada kebutuhan di tingkat diatasnya. Maslow juga menciptakan istilah metamotivation, menggambarkan motivasi dari orang-orang yang melampaui lingkup kebutuhan dasar dan berusaha terus menerus melakukan perbaikan.

Pikiran manusia dan otak yang kompeks memiliki proses parallel yang berjalan pada saat yang sama, sehingga banyak motivasi yang berbeda dari berbagai tingkat hirarki pada waktu yang sama. Maslow mengatakan dengan jelas bahwa kepuasan manusia bersifat ‘relatif’. Sehingga tingkatan ini bisa terjadi secara parallel dan berbagai tingkat motivasi bisa terjadi kapan saja.

Mungkin ternyata happiness is just a state of mind. Happy people sadar kalo kebahagiaan ada pada dalam diri yang damai. Kebahagiaan tidak ditentukan oleh lingkungan, tidak oleh materi, tapi oleh dirinya sendiri. Dengan begini mereka tidak ber-ekspektasi lingkungan membuatnya happy.

There is no way to happiness. Happiness is  a way – Buddha

2014 lets be happy! YOLOOO.. :D