dunia manusia

Belakangan ini saya banyak membaca dan mendengar tentang penyerangan ke gereja-gereja. Beberapa kawan menuliskannya di status fbnya dan tentu banyak yang mengomentari. Dan saya hanya bisa bengong. Untuk apa berteriak jika yang mendengar bukanlah pihak-pihak yang harus diteriaki. cuma bisa bengong, bermimpi saja tidak sanggup. bermimpi dimana semua manusia menyadari bahwa keyakinan orang lain adalah hak asasi yang tidak dapat diganggu gugat.

Seorang teman sangat percaya dan menjunjung agamanya. Good. Tetapi tidak sedikit pula yang karenanya menjadi memandang rendah agama orang lain. Bad. Sama buruknya dengan teman yang mencibir orang yang mengaku atheis atau agnostik. Apa bedanya? Mereka sama-sama memandang rendah keyakinan orang lain. dimanakah diri ketika memandang orang lain bahwa sama seperti dirinya, sebagaimana ingin diperlakukan, sebagaimana ingin dihargai dan dihormati pilihannya?

Rumit. Sangat rumit jika budaya massa sudah bermain. Logika individu menjadi logika massa. Dan pada akhirnya dibuat menjadi kebenaran massa. Ada yang mengatur, ada yang menjadi boneka, ada yang memanfaatkan. Apa karena kurangnya pengetahuan dan kesejahteraan? Lihat perlakuan di prancis dimana tingkat kesejahteraan tinggi atau dimanamun, dimana minoritas memang selalu diperlakukan berbeda. Dan janganlah heran jika pada akhirnya sang minoritas menuntut keadilan dengan melakukan hal yang sama. Semua menjadi lingkaran setan yang tidak ada akhirnya.

Dan saat ini saya cuma bisa bengong sambil membaca artikel di media massa yang bahkan saya tidak percaya dengan pasti bahwa semuanya yang tertulis benar adanya. Fiuh. Disinilah saya di dunia manusia, dimana hati, akal dan emosi menjadi pilotnya. Ketika mati akankah ada massa yang membela kita? Apakah logika massa yang akan dipertanyakan? Atau logika individu? Ataukah tidak ada pertanyaan karena tiap-tiap jiwa akan menyatu kembali dengan alam semesta? Bukankah semua ini karena bentuk ketakutan manusia akan kehidupan setelah mati atau karena kedigdayaan manusia dalam menjalani kehidupan sebelum mati? Ah yasudahlah siapapula makhluk di bumi yang tahu persis bagaimana kehidupan setelah mati. Disinilah kita adanya, dunia manusia.

Sindrom malam sabtu

Ya tuhan akhir-akhir ini saya merasa sangat cepat terbawa emosi dan mungkin terlalu frontal. Terkadang saya merasa menyesal setelah berbicara dengan seseorang, terkadang saya merasa jahat. Yah memang saya orang yang tidak suka basabasi, sehingga ketika dihadapkan pada kondisi harus berbasabasi saya seringkali merasa kikuk. Hahaha konyolah rasanya (dan di dunia kerja saya banyak mendapati kondisi penuh kebasabasian), Juga ketika ada orang yang mencoba berbasabasi dengan saya, anehlah rasanya. Tidak suka. Kalau kata seorang teman lulusan TL yang baru bekerja bersama dan sesaat setelah untuk pertamakalinya rapat koordinasi bersama, dia mengatakan kaget karena tidak seperti yang lain saya sangat to the point. Yah begitulah saya dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada, diri saya apa adanya. Maaf ya teman-teman saya tidak bermaksud jahat. Saya mengatakan apa adanya yang saya rasakan, yang saya pikirkan. Saya menghargai setiap kejujuran baik dari pikiran ucapan dan juga tindakan kalian. Walaupun belum ada yang mengkritik saya secara langsung, saya menyadari bahwa ada pada diri saya yang harus diperbaiki, bukan untuk menjadi orang lain, tapi untuk lebih peka bahwa pada dasarnya tidak ada yang ingin disakiti, bahkan atas nama kejujuran. Saya ingin menjadi pribadi yang lebih baik. Amin. amin..melankolis saya tampaknya sedang berlebih juga malam ini..hahaha

-mengendalikan diri sendiri lebih sulit daripada mengatur orang lain. itulah perang terbesar dalam setiap pribadi, diakui atau tidak, disadari atau tidak.

Dunia Kerja

Yuuuhuuu setelah lulus dari bangku kuliah strata 1 rasanya saya tidak pernah menulis. Bukan karena tidak ada waktu. Hanya tidak ingin menulis saja. dan sekarang saya mendapati diri bengong di hari minggu, mungkin inilah saatnya untuk membuka laptop dan membuang sampah-sampah pikiran yang mulai berjejalan meminta untuk dikeluarkan.

Ok, skr saya kerja di DH studio dan direktorat pengembangan ITB. Direktorat ini bertugas membuat rencana dan mengawasi keberjalanan pengembangan kampus ITB yang akan dikembangkan menjadi multikampus, baik fisik maupun non fisik. Isinya kebanyakan berasal dari arsitektur, dan juga wanita, hehe. Kalau kata teman saya, saya itu ITB banget, bahkan ketika bekerja saya masih seputar kampus. Hahhaha.. rasanya seperti sebuah kutukan ;))

Sebelumnya saya tidak pernah membayangkan akan bekerja disini. Semuanya serba kebetulan. Yang saya ingat sewaktu saya lulus saya samasekali tidak berencana mengapply kemanapun. Hanya ingin membantu dosen saja sambil mencari beasiswa S2. Dan kebetulan tiga hari setelah lulus saya ditawari untuk membantu salahsatu dosen, dan jadilah saya sekarang disini.

Sejujurnya saya sempat kecewa karena pada awalnya saya berencana membantu dosen untuk penelitian, dan ternyata dosen yang saya bantu tidak meneliti. Beliau banyak mendapatkan projek baik yang berhubungan dengan arsitektur maupun tidak samasekali. Terlepas dari itu saya bersyukur. Beliau membuat saya mulitasking, dari mulai membuat sayembara internasional dengan saya yang langsung ditempatkan sebagai penanggungjawabnya, mengedit buku, melayout leaflet, mengurus event, membuat dokumen untuk menyusun program magister baru, dan lainlainlain. Selain itu beliau orang yang sangat menekan, yah memang sudah terkenal dari mulai di bangku kuliah beliau memang sangatsangat perfeksionis, segalanya harus serba cepat dan tepat dan ternyata (kalau boleh jujur) panik berlebihan-. Terbayang dong bagaimana saya yang juga panikan bekerja dengan beliau. Hahahha, awalnya saya ikutan tertekan namun lama kelamaan justru hal itu membuat toleransi saya terhadap tekanan semakin besar. Saya dapat bekerja lebih santai dan menikmatinya.

Dunia kerja ternyata sangat menarik. Saya yang bekerja kuranglebih 11jam dan tidur 6 jam perhari ternyata merasa lebih capek dari pas masa kuliah, padahal jika dibandingkan dari waktu kerja, rasanya ketika kuliah saya hanya tidur kurang lebih 4 jam perhari. Mungkin karena tanggungjawabnya berbeda. Ketika kuliah saya bertenggungjawab terhadap diri sendiri, sedangkan ketika bekerja saya bertanggungjawab terhadap oranglain, juga institusi. Kalau katanya Maya yang juga bekerja bersama saya dan jadi sering sakit-sakitan adalah karena tekanan kerjanya, ditambah sabtu-minggu yang juga terkadang masih bekerja.

Yah begitulah dunia kerja saya. masih tentang ITB, masih bersama dosen, masih di Bandung, dan masih melewati jalan yang sama setiap harinya seperti ketika kuliah dulu. Stagnan? rasanya tidak. Disinilah saya, melihat ITB dari sudut pandang pemangku kebijakan. Dan semuanya terlihat tidak sesimpel yang saya bayangkan sebelumnya. Very interesting.

Happy Graduation

ditulis sehari setelah wisuda (4 bulan lalu) tetapi karena malas buka blog akhirnya baru diposting skr :D

--------------

Today is mine. Wisuda. happy? Tentu saja. Melihat wajah keluarga saya berseriseri seharian. Ternyata hari wisuda tidak seperti yang dibayangkan. Dari jauh pintu kewisudaan nampak sangat istimewa, dan snap, saya baru saja melewatinya. Yeah thats just a celebration.

Sehari sebelum wisuda ada syukwis di himpunan yang seperti biasa diisi dengan foolish story. Formatnya sang wisudawan duduk manis didepan mendengarkan isi foolish yang dibuat dan dibacakan teman terdekatnya di arsitektur lengkap dengan slide show. Terharu, bagaimana tidak foolish yang dibacakan grace dan dibuat oleh yayi diselingin oleh kejutan. Terimakasih grace, terimakasih yayi, kalian adalah biang keroknya!!!

Foolish story saya ternyata mendatangkan dua sahabat, rizka dan bintan untuk sama-sama mengisi foolish story. Manis. Setelah sebelumnya saya sempat kecewa karena rizka mengatakan tidak bisa datang karena ada urusan. Dan tidak sampai disitu, ternyata pacar saya pun menjadi surprise yang dihadirkan malam itu, dengan membawa botol berisi surat yang diikat oleh tali sepatu merah yang dibuat seperti pita dihadapan massa himpunan. Hahahhaha. Kalo katanya grace ide membawa botol dan diikat pita itu dadakan adanya. Justru itulah yang saya suka dari dia, spontan dan apa adanya. tidak berlebihan.

Setelah kembali ke tempat duduk bersama wisudawan lainnya, saya mendapati cmel menangis karena terharu, menurutnya itu semua sangat manis dan heran kenapa saya nampak biasa saja. sebenarnya bukan biasa saja, lebih tepatnya saya kaget dan jadi mati ekspresi, hehe.

Di hari wisudaan saya seperti yang lain, berdandan. Bisa bayangkan bagaimana saya berdandan? Nampak aneh rasanya mendapati diri menggunakan make-up. Langsung saja saya melepas bulu mata palsu yang menempel karena saya merasa seperti burung dan akhirnya mendapat omel dari perias yang menyadari saya membukanya. Hahhaaha.

Hari wisuda terasa amat sangat menyenangkan, Mendapat banyak bunga :). Dan tentu saja prosesi salaman bersama rektor. Teringat oleh aturan dari lfm, tahan tiga detik ya ketika bersalaman, hehe. Rasanya saya bersalaman lebih cepat dari itu, ntahlah, yang saya ingat saya bersalaman cukup lama dengan kaprodi, saya teringat bagaimana beliau memperjuangkan TA saya ketika itu.

Banyak sekali orang yang berjasa dalam kelulusan saya. sangat banyak. Besar maupun kecil. saya persembahkan gelar ini untuk mereka semua. Semoga saya dapat memperjuangkan dan bertanggungjawab atas kesarjanaan saya. Sekaranglah waktunya turun dari langit dan menjejak bumi.