Ok, skr saya kerja di DH studio dan direktorat pengembangan ITB. Direktorat ini bertugas membuat rencana dan mengawasi keberjalanan pengembangan kampus ITB yang akan dikembangkan menjadi multikampus, baik fisik maupun non fisik. Isinya kebanyakan berasal dari arsitektur, dan juga wanita, hehe. Kalau kata teman saya, saya itu ITB banget, bahkan ketika bekerja saya masih seputar kampus. Hahhaha.. rasanya seperti sebuah kutukan ;))
Sebelumnya saya tidak pernah membayangkan akan bekerja disini. Semuanya serba kebetulan. Yang saya ingat sewaktu saya lulus saya samasekali tidak berencana mengapply kemanapun. Hanya ingin membantu dosen saja sambil mencari beasiswa S2. Dan kebetulan tiga hari setelah lulus saya ditawari untuk membantu salahsatu dosen, dan jadilah saya sekarang disini.
Sejujurnya saya sempat kecewa karena pada awalnya saya berencana membantu dosen untuk penelitian, dan ternyata dosen yang saya bantu tidak meneliti. Beliau banyak mendapatkan projek baik yang berhubungan dengan arsitektur maupun tidak samasekali. Terlepas dari itu saya bersyukur. Beliau membuat saya mulitasking, dari mulai membuat sayembara internasional dengan saya yang langsung ditempatkan sebagai penanggungjawabnya, mengedit buku, melayout leaflet, mengurus event, membuat dokumen untuk menyusun program magister baru, dan lainlainlain. Selain itu beliau orang yang sangat menekan, yah memang sudah terkenal dari mulai di bangku kuliah beliau memang sangatsangat perfeksionis, segalanya harus serba cepat dan tepat dan ternyata (kalau boleh jujur) panik berlebihan-. Terbayang dong bagaimana saya yang juga panikan bekerja dengan beliau. Hahahha, awalnya saya ikutan tertekan namun lama kelamaan justru hal itu membuat toleransi saya terhadap tekanan semakin besar. Saya dapat bekerja lebih santai dan menikmatinya.
Dunia kerja ternyata sangat menarik. Saya yang bekerja kuranglebih 11jam dan tidur 6 jam perhari ternyata merasa lebih capek dari pas masa kuliah, padahal jika dibandingkan dari waktu kerja, rasanya ketika kuliah saya hanya tidur kurang lebih 4 jam perhari. Mungkin karena tanggungjawabnya berbeda. Ketika kuliah saya bertenggungjawab terhadap diri sendiri, sedangkan ketika bekerja saya bertanggungjawab terhadap oranglain, juga institusi. Kalau katanya Maya yang juga bekerja bersama saya dan jadi sering sakit-sakitan adalah karena tekanan kerjanya, ditambah sabtu-minggu yang juga terkadang masih bekerja.
Yah begitulah dunia kerja saya. masih tentang ITB, masih bersama dosen, masih di Bandung, dan masih melewati jalan yang sama setiap harinya seperti ketika kuliah dulu. Stagnan? rasanya tidak. Disinilah saya, melihat ITB dari sudut pandang pemangku kebijakan. Dan semuanya terlihat tidak sesimpel yang saya bayangkan sebelumnya. Very interesting.
0 komentar:
Posting Komentar