dewasa?



Nenek selalu mengatakan kepada cucu-cucunya, “sekarang kalian sudah besar, sudah bukan anak-anak lagi, cobalah untuk dewasa dalam mengambil keputusan”

Oke sejujurnya saya merasa belum dewasa.

Ada suatu waktu saya bertemu seseorang. Dia mengenalkan saya mengenai kedewasaan. Tanggung jawab, prinsip, empati. Saya bersyukur telah diperkenalkan dengan orang yang luar biasa ini.

Waktu berlalu dan cerita tak lagi sama. Ketergantungan terhadap seseorang membuatnya lupa akan kedewasaan yang dulu diperkenalkannya.

Ternyata, mungkin, dewasa hanyalah soal kesabaran dan pengorbanan.

Seseorang tidak perlu menjadi filsuf untuk menjadi bijaksana. Dia hanya perlu menjadi dewasa. tentu tidak mudah. Mungkin semua masalah yang ada di dunia ini hanyalah soal kedewasaan..fufufu


yes. i want to be patient now

Pengen ngecat kamar

Berencana mengecat kamar. Memikirkan kira-kira warna apa ya yang cocok dengan kamar saya dan tentunya dapat merubah suasana menjadi lebih menyenangkan. Sebagai mahasiswa arsitektur seharusnya saya sudah memahami warna apa yang tepat jika ingin mendapatkan efek psikologis tertentu. Lebih tepatnya saya masih bingung, mood apa yang ingin saya hadirkan di kamar, apakah suasana yang membuat nyaman untuk belajar, tenang untuk tidur dan beristirahat, atau justru suasana yang semangat, karena biasanya saya menjadikan kamar sebagai tempat dimana saya bisa melakukan kesemuanya..

Emang ga boleh asal sih dalam memilih warna karena tiap warna memancarkan panjang gelombang cahaya tertentu. Pancaran gelombang ini menghasilkan energi yang akan berhubungan dengan salahsatu dari tujuh cakra yang kita miliki. Warna-warna yang diterima tubuh akan bekerja menyeimbangkan cakra-cakra yang tidak seimbang. Untuk itu selain berpengaruh pada psikologi, warna pun dapat menjadi terapi.

Hhmm.. bingung antara krem, kuning, peach, coklat muda, hijau muda, atau kembali putih..apa campur warna aja ya jadi nanonano? Atau gradasi?..bwahahahhaa..nampaknya akan mengalah pada mood esok hari haha:D

selamat tahun baru





Selamat tahun baru!!. Hari ini tanggal 1 muharram dalam penanggalan islam. Kalau tidak salah dalam islam tanggal satu muharram merupakan tanggal dimana nabi muhammad melakukan hijrah dari mekkah ke madinah.

Tanggal satu muharram atau tahun baru islam ini berbarengan dengan tanggal 1 suro dalam tahun saka penanggalan jawa. Saya sempat bingung kenapa penanggalan saka berbarengan dengan hijriah, ternyata setelah nonton di metro tv kemarin itu merupakan salahsatu cara pada masa lampau untuk mengenalkan islam kepada masyarakat Jawa. Jadi sultan saat itu mengeluarkan kebijakan untuk menyamakan tahun saka dengan tahun hijriah dan memperingati tahun baru secara berbarengan (telat banget ya baru tau :p, CMIIW)

Banyak upacara yang dilakukan dari perayaan tahun baru satu suro ini. Biasanya masyarakat jawa berkumpul di alun-alun, pantai selatan maupun keraton untuk melaksanakan tradisinya. Ternyata bukan hanya masyarakat jawa timur dan jawa tengah saja, pada masyarakat jawa barat pun ternyata dikenal perayaan ini, seperti yang dilakukan di padepokan Galeuh Pakuan Pajajaran Gunung Simpai yang berada di Sumedang.

Tidak bisa bercerita banyak. Saya tidak tahu seperti apa rangkaian perayaan-perayaan tersebut, penasaran sih, mencoba mengajak beberapa orang yang mungkin tertarik untuk melihat perayaan yang ada di Jogja, sayangnya belum ada yang bisa. Semoga tahun depan masih ada kesempatan untuk melihat salah satu tradisi kebudayaan masyarakat Jawa tersebut :)


Berkunjung kerumah nenek

Jangan salah mengira ketika membaca judul diatas. Saya tidak akan menceritakan bagaimana menyenangkannya suasana ketika berkunjung dirumah nenek , apalagi menceritakan lingkungan rumah nenek yang asri dengan banyaknya tanaman didepan rumah juga mengenai pemandangan hamparan sawah dengan para petani yang dengan semangatnya mencangkul dibawah terik matahari disiang hari seperti yang biasanya saya karang ketika sd :P. Tentu saja, selain karena rumah nenek saya satu kota dan memiliki pemandangan yang tidak jauh berbeda dengan rumah saya, juga karena tidak ada susana yang menarik yang masuk ke pikiran saya dan cukup untuk membuat saya ingin menuliskannya.

Ketika berkunjung kesana saya bertemu dengan dua orang sepupu. Yang pertama masih sekolah sd dan yang kedua sudah masuk sekolah menengah atas. Kira-kira waktu itu pukul sebelas siang, mungkin lebih beberapa menit, atau kurang beberapa menit, atau mungkin sudah jam duabelas. saya tidak atau pasti. dan lagipula tidak penting juga saat itu jam berapa,hahaha,, kami mengobrol ngalorngidul dari mulai mengomentari acara yang saat itu sedang memutar idola cilik terutama mengenai oki lukman yang bisa sebegitu lincahnya dengan bentuk badannya yang nampak tidak mendukung sampai bercerita tentang sekolah masing-masing. Ada yang menarik ketika Irvan, sepupu saya yang sudah SMA menceritakan bahwa dia kesal sekali hari itu dengan salahsatu guru disekolahnya. Guru agama tepatnya. Dia hampir saja kehilangan kesempatan memperbaiki ujian karena dia sempat ngotot untuk tidak membayar.

Jadi menurut irvan, sang guru agama mengharuskan anak-anak yang mendapat nilai kurang dari standar untuk remedial alias perbaikan nilai. Ohya, untuk yang belum tahu, saat ini ada kebijakan bagi sekolah untuk mematok standar bersama mata pelajaran bagi seluruh kelas dengan parameter yang ditetapkan sekolah masing-masing. Jika ada anak yang memiliki nilai kurang dari standar tersebut maka diharuskan diadakan perbaikan sampai sianak mampu melewati atau minimal sama dengan standar tersebut.

Yang lucu adalah sang guru agamanya Irvan mematok harga bagi yang akan mengikuti remedial sesuai dengan nilai awal sianak. Jika nilainya 6 maka yang harus dibayar sebesar Rp. 10.000, jika nilainya 5 maka sebesar Rp. 20.000, jika nilainya 4 sebesar Rp. 30.000, dan begitu seterusnya. Bisa dibayangkan jika semua anak di semua kelas yang diajarnya nilainya 1, tuh guru kayaknya bisa kayak mendadak. haha berlebihan:D. Sang guru berujar uang tersebut akan disumbangkan untuk korban gempa.

Guru agama yang unik, sangat bisa membaca peluang dan kondisi, nampaknya beliau berbakat menjadi entrepreneur wkwkwk. Mencoba berpikir positif. Mungkin sang guru berniat untuk berbagi dan mengajarkan bagaimana indahnya memberi , jika memang benar uang tersebut disalurkan kepada korban gempa. yang menggelitik adalah mengapa harus dipatok, dan bukankah dengan jalan seperti itu sama saja mengajarkan untuk berbagi secara tidak iklas-dengan adanya kepentingan dan keuntungan pribadi yang bisa didapat setelah itu. Atau mungkin ini akal-akalan guru tersebut untuk mendapat uang tambahan. Tidak ada yang bisa memastikan memang. Toh menurut irvan sang guru menutupi hal tersebut dari guru yang lainnya. Hanya sang guru dan Tuhanlah yang tahu. Ditambah mungkin keluarganya sang guru :P. Yang pasti jika ternyata sang guru berbohong menurut saya ini sangat keterlaluan. Memanfaatkan musibah oranglain untuk mengambil keuntungan pribadi..ckckck. sangat-sangat bertentangan dengan mata pelajaran yang beliau ajarkan.

Ada percakapan menarik antara irvan dan sangguru dengan setting tempat di ruang guru yang diceritakan irvan , kurang lebih seperti ini;

Sangguru: “irvan bagaimana? Cuman kamu yang belum membayar uang remedial. Nilai kamu 6, jadi kamu membayar Rp.10.000 saja”

Irvan : “enggak ada uang pak” (jawaban singkat Irvan karena sudah bosan menanyakan sebenarnya uang ini untuk apa dan gondok karena selalu dijawab dengan singkat pula, untuk korban gempa)

Sangguru: trus kamu tidak ingin remedial?

Irvan: yah inginlah pak, tapi saya tidak punya uang. Apa saya tetap bisa ikut remedial?

Sangguru: hhmm klo kamu tidak ingin membayar, kamu bawa installer photoshop sebagai syarat mengikuti remedial ( what the *piiipppppp.. apa hubungannya agama sama photoshop, sakit..bener-bener sakit..)

Irvan : yahhhh saya tidak punya pak

Sangguru : banyak kok, kamu bisa cari BEC atau di salman, deket itb (hahhaha..bagian ini membuat saya nyengir karena tau harganya lebih dari Rp.10.000)

Irvan : yah jauh pak, yasudah pak saya bayar saja ( akhirnya pasrah sambil mengeluarkan uang Rp. 10.000 karena ingin cepat-cepat remedial)

Sangguru: banyak guru lain yang sentimen gara-gara ada yang mendengar tentang ini, kamu selipkan saja uangnya dibuku itu! (sambil menunjuk kebuku yang ada didepan mejanya sambil langsung menulis sesuatu ntah apa, dan menyuruh irvan langsung keluar ruangan)

Sumpah bagian ini cukup bikin saya ketawa ngakak sambil gulingan2an di atas meja seperti model-model di video klip. Ga deng.hahhaha pokonya ekspresi konyol irvan yang menirukan mimik gurunya cukup membuat pipi saya pegal.

--------------

Sakit memang. Heran, ada juga ya yang seperti ini. Jika saya mengingat jamannya SMA, remedial bukanlah hal aneh dilakukan dan tentu saja tidak ada hubungannya dengan uang. Dengan mendengar cerita ini saya hanya berpikir ternyata komersialisasi pendidikan masih banyak dilakukan. Apapun bentuk dan alasannya. Hal yang saya benci dan membuat saya memilih untuk tidak mengikuti bimbel ketika akan mengahadapi SPMB. Apalagi jika menghubungkannya dengan fasilitas untuk mendapatkan pengajaran berbentuk remedial tersebut (saya tidak ingin menyebutnya pendidikan, karena bagi saya pendidikan lebih dari hanya sekedar timbal balik materi, tapi disana terdapat bimbingan dan implementasi dari materi melalui contoh sikap pendidik yang pada akhirnya dapat membangun karakter dari yang dididik).

Mendengar cerita ini mengingatkan saya pada salahsatu film dokumenter yang saya tonton di selasar sunaryo beberapa tahun lalu yang menceritakan bagaimana kegigihan sekelompok siswa SMA dalam membongkar praktek korupsi yang sudah bertahun-tahun dilakukan disekolahnya dan juga berita beberapa waktu lalu di TV one mengenai orang tua siswa sd yang mencoba melaporkan adanya dugaan penyelewengan dana BOS di sekolah anaknya yang sampai tahun keempat ini masih belum juga ada kepastian yang jelas mengenai kasusnya. Perkataan SBY untuk melakukan bersama-sama gerakan ganyang mafia peradilan dan koruptor terasa seperti tiupan angin karena justru hal ini masih banyak dilakukan oleh para pengajar disekolah, orang-orang yang bisa dibilang paling berpengaruh dalam pembentukan mental generasi bangsa tercinta ini. Miris.

Saya merasa sedikit beruntung. Sewaktu saya SMA guru-guru saya selalu mengatakan bahwa kami semua pintar, dan disini tidak hanya dibutuhkan siswa yang pintar tapi juga memiliki karakter. Karakter yang baik tentu saja. seperti moto SMA saya dahulu “ knowledge is power but character is more”.

Nampaknya ini menjadi PR bersama, bagaimana menumbuhkan kepekaan siswa mengenai kondisi disekitarnya, bagaimana menumbuhkan kesadaran guru yang bukan hanya bertanggung jawab atas tersampaikannya materi namun juga bertanggung jawab dalam pembentukan moral muridnya, bagaimana pemerintah dapat berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan guru dan yang terpenting bagaimana pemberantasan korupsi bisa dimulai dari lingkungan terdekat dan secara mendasar, orangtua dan guru sebagai pilarnya.

Sangat mulia dan besar sekali tanggung jawab seorang guru, seperti potongan lagu himne guru dibawah ini yang masih saya hafal karena sering dinyanyikan ketika SMA terutama pada perayaan hari guru yang biasanya dilakukan dengan kegiatan memberi bunga secara bebas kepada guru :)


Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru

Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku

Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku

Sebagai prasasti trimakasihku tuk pengabdianmu..

Engkau sebagai pelita dalam kegelapan

Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan..

Engkau patriot pahlawan bangsa...

Yang sangat berjasa

*

jadi kangen pak engkus, wali kelas kelas empat SD, yang karenanya saya jadi semangat untuk mencari tau tentang suatu pelajaran lebih dari yang ada di buku pelajaran

jadi kangen bu Sulas, guru bahasa Indonesia yang asik, tak bisa dilupakan bagaimana ibu melemparkan buku-buku PR kami ke berbagai penjuru kelas jika ada yang tidak berkenan, dan berteriak “ eta aweweeeeeee!!” ketika ada anak perempuan yang berkelakuan aneh atau memakai baju yang menurut ibu aneh,hahahha,,

jadi kangen pak tata yang membuat saya berubah seratus persen dari yang asalnya benci fisika menjadi menyukai fisika dan salahsatu guru yang paling enak dalam menyampaikan materi

jadi kangen pak Hera, guru matematika SMA yang *maaf, ketika menjelaskan banyak yang tidak mendengarkan karena bapak terlalu pintar sehingga sulit kami mengerti dan berkali-kali curhat mengenai susahnya mematenkan temuan bapak, calculogic, yang sebenarnya sering bapak jelaskan cara kerjanya tapi tetap tidak dapat saya mengerti J

jadi kangen sama ibu Yoyoh, walikelas guru sejarah yang saya rasa saat itu cukup galak, tegas tetapi sebenarnya baik dan dengan kurangajarnya kami sekalas menyebut ibu pithecantropus, sesungguhnya itu rasa sayang kami bu,, hehe maafkan kelakuan kami dulu, ibu sangat berkesan.

Jadi kangen pak firman, guru matematika yang asik ketika mengajar lengkap dengan teriakan bapak jika ada yang mencontek ‘ mental brengsek!!!’

Jadi kangen pak Tatang, dosen senior di arsitektur yang masih sangat gagah diusia senjanya yang melebihin 75 tahun. Beliau banyak mengajarkan comonsense dalam berarsitektur. Tidak lupa bentakan bapak seperti “GOBLOK!!” dan kata-kata lain yang menggelegar dan mengakibatkan suasana studio menjadi hening seketika setiapkali bapak masuk. Walaupun cara mendidik bapak bergaya ‘lama’ (katanya dari taun 70an bapak sudah dikenal seperti itu), bapak sangat berkesan bagi kami sampai-sampai terciptalah lagu berjudul aloha opa dari baby eat cracker

Dan untuk semua guru dan dosen yang telah mengajar dan mendidik saya

Terimakasih. Lagu diatas untuk anda semua.

lagi meloowuuwooowwww

Semua indah pada waktunya. Waktulah yang akan menjawabnya.

Kedua kalimat sakti. Seakan-akan waktu yang bekerja.

Bukankah waktu hanya dimensi. Salah satu variabel, bebas.

Yang melingkupi kita semua

Dan selalu berada pada tempatnya.


Kadang ingin aku menjadi partikel bebas

Yang tidak terikat apapun

Tapi aku sadar itu hanyalah omongkosong


-------------

Ketika berjalan aku ingin berlari

Ketika berlari aku ingin berhenti

Mungkin ada baiknya aku berhenti. Bukan untuk mundur.

Hanya berhenti.

Dan melihat pada jalur yang aku tempuh.

bahwa memang jalan itulah yang terbaik

Atau sekedar menarik nafas.

Memastikan semuanya baik-baik saja.

Dan bersiap untuk langkah berikutnya


Tidak ada yang dapat meyakinkanku

Kecuali dirisendiri dan keyakinanku

Tidak orangtuaku

Tidak sahabatku

Tidak pula para pemuka agama

Yang selalu berbicara mengenai kesesatan

dan menjadi hakim

Seolah dialah yang maha tahu segalanya



Lakukan saja

Aku percaya Tuhan yang sebenarbenarnya menyertaiku

Semua akan indah

Saat aku menjadikannya indah

bukalah bukalah semangat baru..bukalah bukalah semangat baru..

Yeaahhh sekarang saya semangat tingkat tinggi. saya akan bersama yayi dan grace di TA berikutnya setelah setahun tidak bersama di studio. Menyenangkan. Saya mulai memikirkan kasus apa ya yang akan saya ambil untuk TA berikutnya. Ada dua pilihan menarik.

Yang pertama adalah kasus membuat community centre untuk komunitas perfilman bandung dengan beberapa ruang bioskop dengan program-program film yang membangun komunitas dengan tidak hanya menampilkan film komersil seperti pemutaran film2 indie, film2 dokumenter lengkap dengan ruang –ruang diskusi, perpustakaan, cafe-cafe dan workshop pembuatan film. Sebenernya kasus ini adalah proyek nyata yang memang rencananya akan saya dan beberapa teman desain dan insyaAllah dibangun tahun depan. Setelah tim mencoba melobi beberapa investor, ternyata impian ini dapat direalisasikan. Freak!!!.Proyek ini bekerjasama dengan sembilan matahari dan didukung british council. Pilihan ini nampaknya dapat menjadi win win solution karena pada awalnya saya berencana fokus di proyek ini setelah kelar TA. Menyenangkan sekali jika emang TA saya dapat benar-benar dibangun :)

Pilihan yang kedua adalah membuat bandung visitor centre. Ide ini berasal dari obrolan dengan cik amir dan shana. Cik Amir adalah warga Malaysia yang rumahnya menjadi tempat yang menampung saya dan beberapa teman ketika menjadi delegasi Itb ke malaysia. Beberapa hari yang lalu ketika cik amir berkunjung ke Bandung beliau bertanya adakah tempat yang dapat dikunjungi dan membuatnya tahu akan potensi dan budaya lokal Bandung. Saya dan shana bingung menjawabnya..akhirnya menjawab tempat2 kuliner, galeri2, tempat distro, museum2 yang da di bandung. hahahhaa..ya setelah saya pikir2 bandung memiliki potensi dari budaya dan kreatifitas warganya namun belum memiliki satu tempat yang menjadi showroom terpusat yang tentunya akan menarik wisatawan luar bandung, dapat memperkenalkan jati diri kota, mengenerate pertumbuhan UKM dan pada akhirnya dapat memberi pemasukan bagi pemerintah kota. Bandung visitor centre. Saya masih belum berpikir jauh lingkupnya tapi gambaran kasarnya tempat ini akan menjadi galeri besar-one stop shopping yang berisi dari mulai mainan tradisional, craft sampai kuliner khas bandung. disini terdpat pusat informasi mengenai kota bandung. Tidak lupa juga menyediakan fasilitas pertunjukan multifungsi yang dapat dimanfaatkan untuk teater, talkshow, diskusi, maupun pertunjukan musik bandung. Misalkan penampilan saung angklung udjo atau komunitas anak jalanan harry rusli setiap minggunya. dapat menjadi pilihan menarik untuk berwisata di akhir pekan.

Keduanya sangat menyenangkan. Untuk kasus pertama nampaknya akan lebih mudah karena program ruang sudah ada, lokasi sudah ada. sedangkan kasus yang kedua saya masih harus mulai dari nol. melakukan riset kecil2an dan survey kemana2 . belom lagi memilih lokasi. tapi sayayakin keduanya sangat menyenangkan untuk diselami dan disesain.. yiipppiieee.. pengen cepet2 hari senin agar bisa berkonsultasi dengan dosen. Sangat bersemangat :D :D

proses

Hello world. Hari yang berat. Bangun tidur kepala rasanya pusing. Teringat masa kecil dulu ketika bangun tidur langsung loncat kasur, ke kamar mandi terus makan sambil nonton tv. Tidak ada beban. Seperti kupu-kupu yang terbang kesana kemari dengan bebasnya.

Kemarin hari yang cukup aneh. Hari sidang akhir saya yang ternyata membuat saya cukup menangis sesenggukan. Dada rasanya penuh dan sesak. Pikiran tak tentu arah. Dimulai dari mengeprint paginya dan mengantri banyak sehingga membuat saya terlambat beberapa menit masuk ruang sidang. Presentasi cukup lancar, hampir semua pertanyaan saya bisa jawab dengan pasti, selalu ada argumen mengapa desain saya seperti itu. Sampai pada akhirnya pertanyaan mengenai struktur. Saya jawab. Dan OMG ternyata struktur yang saya gunakan tidak cukup efisien dan berlebihan untuk digunakan. Gosh. Badan rasanya langsung lemas. Akhirnya saya pasrah.

Setelah sidang sebelum pengumuman hasil kelulusan saya diminta mengahadap oleh dosen pembimbing. beliau mengatakan bahwa saya tenang saja. Beliaupun sama tidak tahunya dengan saya apakah saya lulus atau tidak, beliau lalu mengatakan bahwa keempat dosen penguji termasuk dirinya menyatakan saya lulus, tetapi ada satu dosen yang karena struktur saya maka tidak meluluskan. walaupun beliau tidak mengatakan rasanya saya tahu bahwa dosen yang tidak meluluskan saya adalah dosen koordinator sidang kelompok dimana beliaulah yang berhak memutuskan seseorang pada kelompok saya lulus atau tidak. Heumm badan rasanya langsung lemas. sebelum keluar ruangan, pembimbing sempat mengatakan TA saya harusnya bisa A jika saya memilih struktur lain yang lebih sederhana dan efisien. jleb.Setelah berterimakasih saya keluar dari ruangannya dan kembali ke kapling, berkumpul dengan teman-teman lain yang menunggu hasil pengumuman kelulusan.

Muka saya yang kusut berantakan membuat teman2 saya berusaha menghibur. Saya akhirnya makan bakso malang yang dibelikan cmel. Lumayan baikan. Sampai pada akhirnya ada yang berteriak untuk turun kebawah karena akan diumumkan hasil kelulusan. Tiba2 airmata saya tidak bisa berhenti mengalir. Hehehe.. disana ada yayi, seorang teman dekat yang mencoba menenangkan sambil memeluk hangat. Setelah bisa mengontrol diri, saya langsung berlari menyusul teman2 dibawah. Dan terrreeengg..terreeenggg.. saya tidak termasuk pada orang-orang yang dinyatakan lulus. Hwaaa.. karena sudah sempet menangis, rasanya lega mendengar pengumuman itu. Setidknya saya sudah iklas kalau memang saya harus mengulang. Tidak menebak-nebak.

Euphoria teman-teman terasa seperti alunan musik harpa yang terdengar tenang tapi menyayat. Akhirnya saya memilih untuk bersama dengan teman-teman yang senasib dilantai dua. Saya tidak ingin mengganggu euphoria teman2 lain di kapling lantai lima. Kami mengobrol-tidak lagi bersedih tetapi mulai tertawa bersama dan saling berjanji untuk memperbaiki kesalahan dan akan saling membangun ketika waktunya mengulang nanti.

Ini pertamakalinya saya merasa kecewa kembali terhadap diri sendiri setelah pengumuman SPMB karena tidak lulus masuk kedokteran. Yang memberatkan saya lagi-lagi bukan karena saya tidak masuk atau lulus. Lebih kepada saya merasa telah mengecewakan kepercayaan orangtua. Saya sengaja memilih mengambil TA mundur satu semester karena semester yang lalu lebih memilih untuk fokus di KP. Sedih rasanya ketika harus mengatakan wisuda saya mundur lagi.

Kembali berpikir satu tahun kebelakang ketika saya memilih stadion, Saya tahu betul bahwa kemampuan struktur saya tidak terlalu bagus. Selama saya di arsi saya banyak menonjolkan aspek-aspek sosial, prilaku dan lingkungan. Cenderung memilih struktur yang ‘aman’ tetapi tetap bisa menarik. Dengan alasan itu saya bertekad untuk mengambil stadion yang titik tekannya ada pada eksplorasi struktur bentang lebar. Selain karena ingin belajar struktur juga menjadi tantangan tersendiri bagi diri saya. beberap teman menyatakan saya nekad mengambil kasus itu untuk tugas akhir. dan hasilnya ternyata tantangannya belum bisa diselesaikan dengan baik. Ada celah yang membuat saya gagal. Huff..

Setelah semuanya tenang saya kembali keruang dosen pembimbing saya. saya menyatakan hasilnya. Cukup terharu ketika melihat bapak pembimbing sedikit berkaca-kaca. Beliau menyarankan saya untuk bertemu koordinator sidang pada hari senin. Beliaupun akan mencoba menemui koordinator sidang. Saya berpikir mungkin akan ada toleransi untuk menambah satu sidang lagi, tetapi akhirnya saya coba menghapus kemungkinan itu. Selain karena tidak ingin berspekulasi, sayapun merasa sudah cukup iklas. Banyak pembelajaran yang didapat ketika memilih stadion, aspek2 yang mungkin tidak saya dapatkan ketika melewati beberapa studio dengan lancar yang alhamdulillah selama saya di arsi tidak pernah mengulang.

Rasanya damai. Orangtua mengerti dan saya bersyukur telah melewati tahap itu. Membuat tugas akhir yang tidak nyaman. Kasus dan penekanan desain yang bukan ‘gw banget’. Saya lega telah berproses. Menyelesaikan sampai akhir apa yang telah saya mulai. Walaupun hasilnya tidk seperti yang dihrapkan, saya belajar banyak. Sangat banyak. Tidak ada alasan untuk tidak bersyukur. Terimaksih Tuhan, semua ini sangat berarti. saya beruntung.

very inspiring


Cerita ini berbicara mengenai seorang anak yg bernama Severn Suzuki, seorang anak yg pada usia 9 tahun telah mendirikan Enviromental Children's Organization ( ECO ).

ECO sendiri adalah sebuah kelompok kecil anak yg mendedikasikan diri untuk belajar dan mengajarkan pada anak" lain mengenai masalah lingkungan. mereka sempat diundang untuk menghadiri Konfrensi Lingkungan hidup PBB, dimana pada saat itu Severn yg berusia 12 Tahun memberikan sebuah pidato kuat yg memberikan pengaruh besar terhadap beberapa pemimpin dunia terkemuka.

Apa yg disampaikan oleh seorang anak kecil ber-usia 12 tahun hingga bisa membuat RUANG SIDANG PBB hening, lalu sesaat pidatonya selesai ruang sidang penuh dengan orang terkemuka yg berdiri dan memberikan tepuk tangan yg meriah kepada anak berusia 12 tahun.

Inilah Isi pidato tersebut: (Sumber: The Collage Foundation)

Halo, nama Saya Severn Suzuki, berbicara mewakili E.C.O - Enviromental
Children Organization
Kami adalah kelompok dari Kanada yg terdiri dari anak-anak berusia 12
dan 13 tahun, yang mencoba membuat perbedaan: Vanessa Suttie, Morga,
Geister, Michelle Quiq dan saya sendiri. Kami menggalang dana untuk
bisa datang kesini sejauh 6000 mil untuk memberitahukan pada anda
sekalian orang dewasa bahwa anda harus mengubah cara anda, hari ini di
sini juga. Saya tidak memiliki agenda tersembunyi. Saya menginginkan
masa depan bagi diri saya saja.

Kehilangan masa depan tidaklah sama seperti kalah dalam pemilihan umum
atau rugi dalam pasar saham. Saya berada disini untuk berbicara bagi
semua generasi yg akan datang.

Saya berada disini mewakili anak-anak yg kelaparan di seluruh dunia
yang tangisannya tidak lagi terdengar.

Saya berada disini untuk berbicara bagi binatang-binatang yang sekarat
yang tidak terhitung jumlahnya diseluruh planet ini karena kehilangan
habitatnya. Kami tidak boleh tidak di dengar.

Saya merasa takut untuk berada dibawah sinar matahari karena
berlubangnya lapisan OZON. Saya merasa takut untuk bernafas karena
saya tidak tahu ada bahan kimia apa yg dibawa oleh udara.

Saya sering memancing di Vancouver bersama ayah saya hingga beberapa
tahun yang lalu kami menemukan bahwa ikan-ikannya penuh dengan kanker.
Dan sekarang kami mendengar bahwa binatang-binatang dan tumbuhan satu
persatu mengalami kepunahan tiap harinya - hilang selamanya.

Dalam hidup saya, saya memiliki mimpi untuk melihat kumpulan besar
binatang-binatang liar, hutan rimba dan hutan tropis yang penuh dengan
burung dan kupu-kupu. Tetapi sekarang saya tidak tahu apakah hal-hal
tersebut bahkan masih ada untuk dilihat oleh anak saya nantinya.

Apakah anda sekalian harus khawatir terhadap masalah-masalah kecil ini
ketika anda sekalian masih berusia sama serperti saya sekarang?

Semua ini terjadi di hadapan kita dan walaupun begitu kita masih tetap
bersikap bagaikan kita masih memiliki banyak waktu dan semua
pemecahannya. Saya hanyalah seorang anak kecil dan saya tidak memiliki
semua pemecahannya. Tetapi saya ingin anda sekalian menyadari bahwa
anda sekalian juga sama seperti saya!

Anda tidak tahu bagaimana caranya memperbaiki lubang pada lapisan ozon kita.
Anda tidak tahu bagaiman cara mengembalikan ikan-ikan salmon ke sungai
asalnya.
Anda tidak tahu bagaimana caranya mengembalikan binatang-binatang yang
telah punah.

Dan anda tidak dapat mengembalikan hutan-hutan seperti sediakala di
tempatnya, yang sekarang hanya berupa padang pasir. Jika anda tidak
tahu bagaima cara memperbaikinya. TOLONG BERHENTI MERUSAKNYA!

Disini anda adalah delegasi negara-negara anda. Pengusaha, anggota
perhimpunan, wartawan atau politisi - tetapi sebenarnya anda adalah
ayah dan ibu, saudara laki-laki dan saudara perempuan, paman dan bibi
- dan anda semua adalah anak dari seseorang.

Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa kita semua
adalah bagian dari sebuah keluarga besar, yang beranggotakan lebih
dari 5 milyar, terdiri dari 30 juta rumpun dan kita semua berbagi
udara, air dan tanah di planet yang sama - perbatasan dan pemerintahan
tidak akan mengubah hal tersebut.

Saya hanyalah seorang anak kecil namun begitu saya tahu bahwa kita
semua menghadapi permasalahan yang sama dan kita seharusnya bersatu
untuk tujuan yang sama.

Walaupun marah, namun saya tidak buta, dan walaupun takut, saya tidak
ragu untuk memberitahukan dunia apa yang saya rasakan.

Di negara saya, kami sangat banyak melakukan penyia-nyiaan. Kami
membeli sesuatu dan kemudian membuang nya, beli dan kemudian buang.
Walaupun begitu tetap saja negara-negara di Utara tidak akan berbagi
dengan mereka yang memerlukan.
Bahkan ketika kita memiliki lebih dari cukup, kita merasa takut untuk
kehilangan sebagian kekayaan kita, kita takut untuk berbagi.

Di Kanada kami memiliki kehidupan yang nyaman, dengan sandang, pangan
dan papan yang berkecukupan - kami memiliki jam tangan, sepeda,
komputer dan perlengkapan televisi.

Dua hari yang lalu di Brazil sini, kami terkejut ketika kami
menghabiskan waktu dengan anak-anak yang hidup di jalanan. Dan salah
satu anak tersebut memberitahukan kepada kami: " Aku berharap aku
kaya, dan jika aku kaya, aku akan memberikan anak-anak jalanan
makanan, pakaian dan obat-obatan, tempat tinggal, cinta dan kasih
sayang " .

Jika seorang anak yang berada dijalanan dan tidak memiliki apapun,
bersedia untuk berbagi, mengapa kita yang memiliki segalanya masih
begitu serakah?

Saya tidak dapat berhenti memikirkan bahwa anak-anak tersebut berusia
sama dengan saya, bahwa tempat kelahiran anda dapat membuat perbedaan
yang begitu besar, bahwa saya bisa saja menjadi salah satu dari
anak-anak yang hidup di Favellas di Rio; saya bisa saja menjadi anak
yang kelaparan di Somalia ; seorang korban perang timur tengah atau
pengemis di India .

Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa jika semua
uang yang dihabiskan untuk perang dipakai untuk mengurangi tingkat
kemiskinan dan menemukan jawaban terhadap permasalahan alam, betapa
indah jadinya dunia ini.

Di sekolah, bahkan di taman kanak-kanak, anda mengajarkan kami untuk
berbuat baik. Anda mengajarkan pada kami untuk tidak berkelahi dengan
orang lain, untuk mencari jalan keluar, membereskan kekacauan yang
kita timbulkan; untuk tidak menyakiti makhluk hidup lain, untuk
berbagi dan tidak tamak. Lalu mengapa anda kemudian melakukan hal yang
anda ajarkan pada kami supaya tidak boleh dilakukan tersebut?

Jangan lupakan mengapa anda menghadiri konperensi ini, mengapa anda
melakukan hal ini - kami adalah anak-anak anda semua. Anda sekalianlah
yang memutuskan, dunia seperti apa yang akan kami tinggali. Orang tua
seharus nya dapat memberikan kenyamanan pada anak-anak mereka dengan
mengatakan, " Semuanya akan baik-baik saja , 'kami melakukan yang
terbaik yang dapat kami lakukan dan ini bukanlah akhir dari
segalanya.”

Tetapi saya tidak merasa bahwa anda dapat mengatakan hal tersebut
kepada kami lagi. Apakah kami bahkan ada dalam daftar prioritas anda
semua? Ayah saya selalu berkata, “Kamu akan selalu dikenang karena
perbuatanmu, bukan oleh kata-katamu”.

Jadi, apa yang anda lakukan membuat saya menangis pada malam hari.
Kalian orang dewasa berkata bahwa kalian menyayangi kami. Saya
menantang A N D A , cobalah untuk mewujudkan kata-kata tersebut.

Sekian dan terima kasih atas perhatiannya.




Servern Cullis-Suzuki telah membungkam satu ruang sidang Konperensi PBB, membungkam seluruh orang-orang penting dari seluruh dunia hanya dengan pidatonya. Setelah pidatonya selesai serempak seluruh orang yang hadir diruang pidato tersebut berdiri dan memberikan tepuk tangan yang meriah kepada anak berusia 12 tahun itu.

Dan setelah itu, ketua PBB mengatakan dalam pidatonya:

" Hari ini saya merasa sangatlah malu terhadap diri saya sendiri karena saya baru saja disadarkan betapa pentingnya linkungan dan isinya disekitar kita oleh anak yang hanya berusia 12 tahun, yang maju berdiri di mimbar ini tanpa selembarpun naskah untuk berpidato. Sedangkan saya maju membawa berlembar naskah yang telah dibuat oleh asisten saya kemarin. Saya ... tidak kita semua dikalahkan oleh anak yang berusia 12 tahun 

------------ --------- --------- --------- --------- ---------
--------- --------- ------
(Copyright from: Moe Joe Free)

pencitraan

Dunia ini panggung sandiwara. Cailah. hehe

Sekelompok orang berlomba-lomba agar terlihat seperti apa yang ingin diperlihatkannya kepada orang lain. pun harus berubah menjadi bukan dirinya. lantas kenapa untuk orang lain. karena hidup bersama oranglain jawabnya. Saya percaya pada dasarnya setiap orang butuh pengakuan dan penghargaan dari lingkungannya

Sekelompok orang berlomba-lomba menggunjingkan satu dan yang lain. merasa lebih baik. Karena dengan cara itulah mereka ‘merasa’ mendapat pengakuan bahwa mereka lebih tinggi. minimal dibandingkan dengan orang-orang yang mereka pergunjingkan.

Sekelompok orang berusaha menutupi diri. Berjalan malu-malu didepan kelompok lainnya. Berusaha agar tidak mencolok dan tidak menunjukan sikap yang mungkin akan menjadi perhatian, butuh pengakuan bahwa mereka tidak aneh

Namun sebegitu berartinyakan citra diri. Citra menjadi tidakada artinya jika karenanya menjadi tidak bahagia. saya pernah mengalami saat-saat itu. Abege labil. Saat dimana saya lupa untuk mendapat penghargaan oranglain saya harus terlebih dahulu menghargai diri saya sendiri dan bahwa kebahagiaan sejati adalah saat dimana saya menjadi diri saya sendiri.

Setiap orang istimewa dengan caranya masing-masing

Sekelompok orang berlomba-lomba menunjukan dirinya kepada dunia, pun karenanya harus menjadi berbeda satu dan yang lain. dengan cara itulah mereka memberikan penghargaanya kepada dirinya sendiri dan dengan itu duniapun menghargainya. Karena mereka percaya dunia menghargai setiap individu, bukan boneka yang digerakan oleh skenario-skenario.