kopi, obrolan, dan tua

Sabtu malam, menemani siKurus bertemu dengan calon pembeli kopi di suatu cafe murah-tapi-puas. Memesan makan malam dan segelas teh hangat. Seseorang datang, manis, setengah ragu menghampiri, tampak canggung dan tersenyum. Kopi diberikan plus resep enak sang penjual kopi, siKurus. Nona manis adalah mahasiswi arsitektur di Universitas Parahyangan. Obrolan ga jauh-jauh seputar dunia arsitektur, dan kenangan-kenangan sikurus ketika kuliah disana yang cuman numpang ospek. Lalu kemudian seseorang datang menyusul, temannya nona manis, bergabung mengobrol bersama. Memperhatikan bagaimana mereka saling berinteraksi, sesekali bermain dengan iphone dan mengobrol diantara mereka. Malu-malu, tampak saling menyukai. Selama 4 jam. Ditempat biasa. Mengobrol biasa. Tiba-tiba merasa tua. Hahhaa.. ntah bagaimana nona manis dan temannya membuat saya merasa tua. Damn :P

Kosong

suka lagu Kosong yang versi ini.. nice work mbak OllaZen :D

OllaZen - Kosong




Coba untuk ulangi apa yang terjadi
Harap 'kan datang lagi
Semua yang pernah terlalui
Bersama alam menempuh malam
Walau tak ada kesempatan
Terjebak dalam jerat mengikat
Namun tekad nyatakan bebas

Temukan diri dalam dunia
Tak terkira...
Semua mati dan menghilang
Terlalu pagi temukan arti

Jalan panjang semakin lapang
Hanya dahan kering yang terpanggang
Tak ada teman telah terpencar
Namun waktu terus berputar
Peduli apa terjadi
Terus berlari tak terhenti
Untuk raih harapan
Di dalam tangis atau tawa

Temukan diri dalam dunia tak terkira
Tak berarti tak akan pasti
Terlalu gelap...pergilah pulang

Mata Hati Telinga



semoga bahagia
untukku dan untukmu..
buka mata hati dan telinga :)

















Sampai jumpa di persimpangan

Jatuh

Beberapa waktu yang lalu saya menonton film eat pray love. Ada satu scene yang paling saya sukai dari film itu, yaitu ketika Liz yang diperankan oleh Julia Robert berada di salahsatu reruntuhan bangunan yang dipreservasi di Roma sambil berkontemplasi.

...........

Runtuh dan jatuh. Tidak bisa dipungkiri rasa ini membuat perasaan hancur, seolah tidak ada harapan. Air mata sesekali mengalir dan percakapan antara saya dan saya terus menerus memenuhi kepala.

Dari semua yang tejadi dan baru saja saya alami, saya mempunyai waktu yang lebih banyak untuk mendekatkan diri dan memperbaiki hubungan dengan diri saya sendiri. Mencoba mempertanyakan apa yang dia takutkan selama ini. Apa yang dia risaukan, apa yang dia inginkan.

Terlalu sering saya mengabaikannya. Terpaku pada apa yang didepan mata dan berlari tegopoh-gopoh hingga akhirnya terjatuh. Mungkin Inilah saatnya untuk mengatur nafas dan menjaga kestabilan langkah. Terimakasih sudah diberi kesempatan. Kesempatan untuk berbuat kesalahan dan kesempatan untuk memperbaikinya.

Ruin is a gift.

Sekarang saya mulai memahaminya. Memunguti puing-puing sisa reruntuhan, menjadikannya potongan-potongan yang bernilai dengan sejarah dan pengalaman yang dikandungnya untuk kemudian bangkit kembali dan terlahir menjadi sesuatu yang baru.

terimakasih :)

Ruin is a gift. Ruin is the road to transformation - Elizabeth Gilbert