kopi, obrolan, dan tua
Kosong
Harap 'kan datang lagi
Semua yang pernah terlalui
Bersama alam menempuh malam
Walau tak ada kesempatan
Terjebak dalam jerat mengikat
Namun tekad nyatakan bebas
Temukan diri dalam dunia
Tak terkira...
Semua mati dan menghilang
Terlalu pagi temukan arti
Jalan panjang semakin lapang
Hanya dahan kering yang terpanggang
Tak ada teman telah terpencar
Namun waktu terus berputar
Peduli apa terjadi
Terus berlari tak terhenti
Untuk raih harapan
Di dalam tangis atau tawa
Temukan diri dalam dunia tak terkira
Tak berarti tak akan pasti
Terlalu gelap...pergilah pulang
Mata Hati Telinga
Jatuh
Beberapa waktu yang lalu saya menonton film eat pray love. Ada satu scene yang paling saya sukai dari film itu, yaitu ketika Liz yang diperankan oleh Julia Robert berada di salahsatu reruntuhan bangunan yang dipreservasi di Roma sambil berkontemplasi.
...........
Runtuh dan jatuh. Tidak bisa dipungkiri rasa ini membuat perasaan hancur, seolah tidak ada harapan. Air mata sesekali mengalir dan percakapan antara saya dan saya terus menerus memenuhi kepala.
Dari semua yang tejadi dan baru saja saya alami, saya mempunyai waktu yang lebih banyak untuk mendekatkan diri dan memperbaiki hubungan dengan diri saya sendiri. Mencoba mempertanyakan apa yang dia takutkan selama ini. Apa yang dia risaukan, apa yang dia inginkan.
Terlalu sering saya mengabaikannya. Terpaku pada apa yang didepan mata dan berlari tegopoh-gopoh hingga akhirnya terjatuh. Mungkin Inilah saatnya untuk mengatur nafas dan menjaga kestabilan langkah. Terimakasih sudah diberi kesempatan. Kesempatan untuk berbuat kesalahan dan kesempatan untuk memperbaikinya.
Ruin is a gift.
Sekarang saya mulai memahaminya. Memunguti puing-puing sisa reruntuhan, menjadikannya potongan-potongan yang bernilai dengan sejarah dan pengalaman yang dikandungnya untuk kemudian bangkit kembali dan terlahir menjadi sesuatu yang baru.
terimakasih :)
Ruin is a gift. Ruin is the road to transformation - Elizabeth Gilbert