Serupa buah yang mengerut. Tubuhmu begitu ringan dan tampak rapuh. Daging yang membawa segar hilang terbawa sejumput penyesalan. Dekap hangat tak kuasa mengembalikan sadar akan rasa. Berkali-kali aku harus memastikan agar kau tidak tenggelam dalam kesenangan yang seyap. Bersanding diantara lipatan-lipatan waktu, didekapnya hangat kasih dan murka. Empat mata tak sanggup menjelma jembatan dan batin yang menjadi jendela. Berpuluh tahun bersama tak kuasa menjelma abdi. Getas. Sayup sayup terdengar sapa. Esok adalah nirwana, menyusup aroma narwastu yang menjabat relung tanya.
0 komentar:
Posting Komentar