Postingan kali ini adalah curhat
colongan setelah mengobrol dengan seseorang tentang sulitnya tidur/
insomnia.
Duksek. Itulah kata yang sering dilontarkan keluarga saya karena kebiasaan saya yang sangat mudah terlelap, dalam hitungan menit bahkan detik saya sudah bisa masuk ke alam tidur. Tidak hanya diatas kasur dirumah yang nyaman, di dalam bis bahkan di angkot, asalkan bisa duduk rileks saya bisa saja tertidur. Gaswat.
Kuliah di jurusan arsitektur memberi tantangan tersendiri bagi saya si pengidap duksek ini. Ketika awal-awal harus begadang karena banyaknya tugas, tidak jarang saya menemukan diri terbangun diatas gambar yang tercoret karena ketiduran. Gondok dan langsung panik dikejar deadline. Seringkali sampai harus membasuh muka berkali-kali atau menampar pipi sendiri untuk membuat diri tetap terjaga. Lama-kelamaan jadi tau bahwa ada yang namanya jam-jam ngantuk. Begitu jam ngantuk ini terlewat, maka aman, saya bisa melek sampai pagi. Saat itu saya menemukan hal menarik bahwa jam berapapun saya tidur, saya pasti terbangun jam 6 pagi, walaupun tentu saja tidur lagi kalau sehabis begadang :D
Kebiasaan begadang yang merusak pola tidur ini ternyata tidak mengubah kebiasaan cepat tertidur. Tetap saja, setelah jam ngantuk lewat, jam berapapun saya berbaring dan mencoba tidur, langsung bisa terlelap. Tidak pernah merasakan yang namanya sulit tidur/ Insomnia.
Setelah lulus terutama sehabis pindah ke Bali, tiba-tiba berubah. saya menjadi sulit terlelap. Mencoba memejamkan mata, mengosongkan pikiran, menghitung sapi, minum susu, minum chamomile tea, atau membaca buku yang membosankan pun sudah dicoba, tapi tetap saja mata ini melek dan sulit terpejam. Saya memanfaatkannya untuk mengerjakan tugas kantor. Begitu seterusnya hingga menjadi kebiasaan. Alhasil di siang hari badan terasa lemas dan tidak fit, kurang antusisme dan tidak fokus.
Pola tidur berantakan karena sulit terlelap ini masih dialami sampai saya pindah ke Jakarta. Ditambah lagi dengan udara yang sangat gerah, membuat tidur semakin tidak nyaman. Sampai suatu titik saya berpikir bahwa kebiasaan ini harus dipotong. Lama-lama bisa jadi zombie kalo kaya gini terus.
Saya lalu membeli pil lelap dan mencoba minum beberapa malam. Hasilnya memang sedikit membantu tapi solusi bodoh ini lalu membuat saya takut menjadi ketergantungan dan merusak tubuh. Lalu saya bertekad, jalan satu-satunya adalah disiplin diri, mengatur untuk tidur maksimal jam satu malam di hari kerja.
Awalnya saya melakukan aktivitas yang membuat badan super lelah seperti sit up sebelum tidur. Aneh juga sih kalau dipikir-pikir lagi :D, tapi ternyata ampuh dan lama-kelamaan tanpa rasa lelah pun saya bisa terlelap. Selain itu saya menghindari kopi di malam hari, lalu memastikan diri meninggalkan aktivitas depan laptop ketika jam waktu tidur datang walaupun masih asik mengerjakan sesuatu atau internetan, ini salah satu yang paling membedakan dari usaha-usaha tidur sebelumnya, lalu memastikan tempat tidur bersih, mematikan lampu, dan menyetel musik brainwave/ meditasi yang saya unduh gratisan di internet.
Mendengarkan musik yang sesuai ini sangat membantu karena sistem tubuh dikendalikan oleh otak, dan untuk dapat mengendalikan itu diperlukan hormon yang sesuai untuk menghasilkan perasaan tertentu, dan disanalah musik brainwave/ meditasi bekerja, memberi ransangan untuk memproduksi hormon tertentu dan membuat otak kita dalam kondisi alpha dan theta yang membuat kita merasa rileks.
Hasilnya…ada perubahan signifikan dari hari ke hari. Walaupun diawal dirasa sangat sulit dan selalu tergoda untuk membuka laptop lagi, tapi setelah dipaksakan, lama-kelamaan waktu yang dibutuhkan untuk terlelap semakin sedikit, bahkan sekarang bisa langsung terlelap begitu sampai kasur, menjadi duksek kembali di jam tertentu.
Ternyata insomnia adalah soal disiplin diri. Jika seseorang mau dan menset dirinya untuk tidur teratur, lama kelamaan badan akan menemukan pola-nya sendiri. Meskipun pada suatu waktu sedang banyak pikiran, tetap bisa tidur mudah di jam tertentu karena dengan keteraturannya sistem tubuh sudah terpola di alam bawah sadar bahwa saat itu waktunya untuk tidur.
Duksek. Itulah kata yang sering dilontarkan keluarga saya karena kebiasaan saya yang sangat mudah terlelap, dalam hitungan menit bahkan detik saya sudah bisa masuk ke alam tidur. Tidak hanya diatas kasur dirumah yang nyaman, di dalam bis bahkan di angkot, asalkan bisa duduk rileks saya bisa saja tertidur. Gaswat.
Kuliah di jurusan arsitektur memberi tantangan tersendiri bagi saya si pengidap duksek ini. Ketika awal-awal harus begadang karena banyaknya tugas, tidak jarang saya menemukan diri terbangun diatas gambar yang tercoret karena ketiduran. Gondok dan langsung panik dikejar deadline. Seringkali sampai harus membasuh muka berkali-kali atau menampar pipi sendiri untuk membuat diri tetap terjaga. Lama-kelamaan jadi tau bahwa ada yang namanya jam-jam ngantuk. Begitu jam ngantuk ini terlewat, maka aman, saya bisa melek sampai pagi. Saat itu saya menemukan hal menarik bahwa jam berapapun saya tidur, saya pasti terbangun jam 6 pagi, walaupun tentu saja tidur lagi kalau sehabis begadang :D
Kebiasaan begadang yang merusak pola tidur ini ternyata tidak mengubah kebiasaan cepat tertidur. Tetap saja, setelah jam ngantuk lewat, jam berapapun saya berbaring dan mencoba tidur, langsung bisa terlelap. Tidak pernah merasakan yang namanya sulit tidur/ Insomnia.
Setelah lulus terutama sehabis pindah ke Bali, tiba-tiba berubah. saya menjadi sulit terlelap. Mencoba memejamkan mata, mengosongkan pikiran, menghitung sapi, minum susu, minum chamomile tea, atau membaca buku yang membosankan pun sudah dicoba, tapi tetap saja mata ini melek dan sulit terpejam. Saya memanfaatkannya untuk mengerjakan tugas kantor. Begitu seterusnya hingga menjadi kebiasaan. Alhasil di siang hari badan terasa lemas dan tidak fit, kurang antusisme dan tidak fokus.
Pola tidur berantakan karena sulit terlelap ini masih dialami sampai saya pindah ke Jakarta. Ditambah lagi dengan udara yang sangat gerah, membuat tidur semakin tidak nyaman. Sampai suatu titik saya berpikir bahwa kebiasaan ini harus dipotong. Lama-lama bisa jadi zombie kalo kaya gini terus.
Saya lalu membeli pil lelap dan mencoba minum beberapa malam. Hasilnya memang sedikit membantu tapi solusi bodoh ini lalu membuat saya takut menjadi ketergantungan dan merusak tubuh. Lalu saya bertekad, jalan satu-satunya adalah disiplin diri, mengatur untuk tidur maksimal jam satu malam di hari kerja.
Awalnya saya melakukan aktivitas yang membuat badan super lelah seperti sit up sebelum tidur. Aneh juga sih kalau dipikir-pikir lagi :D, tapi ternyata ampuh dan lama-kelamaan tanpa rasa lelah pun saya bisa terlelap. Selain itu saya menghindari kopi di malam hari, lalu memastikan diri meninggalkan aktivitas depan laptop ketika jam waktu tidur datang walaupun masih asik mengerjakan sesuatu atau internetan, ini salah satu yang paling membedakan dari usaha-usaha tidur sebelumnya, lalu memastikan tempat tidur bersih, mematikan lampu, dan menyetel musik brainwave/ meditasi yang saya unduh gratisan di internet.
Mendengarkan musik yang sesuai ini sangat membantu karena sistem tubuh dikendalikan oleh otak, dan untuk dapat mengendalikan itu diperlukan hormon yang sesuai untuk menghasilkan perasaan tertentu, dan disanalah musik brainwave/ meditasi bekerja, memberi ransangan untuk memproduksi hormon tertentu dan membuat otak kita dalam kondisi alpha dan theta yang membuat kita merasa rileks.
Hasilnya…ada perubahan signifikan dari hari ke hari. Walaupun diawal dirasa sangat sulit dan selalu tergoda untuk membuka laptop lagi, tapi setelah dipaksakan, lama-kelamaan waktu yang dibutuhkan untuk terlelap semakin sedikit, bahkan sekarang bisa langsung terlelap begitu sampai kasur, menjadi duksek kembali di jam tertentu.
Ternyata insomnia adalah soal disiplin diri. Jika seseorang mau dan menset dirinya untuk tidur teratur, lama kelamaan badan akan menemukan pola-nya sendiri. Meskipun pada suatu waktu sedang banyak pikiran, tetap bisa tidur mudah di jam tertentu karena dengan keteraturannya sistem tubuh sudah terpola di alam bawah sadar bahwa saat itu waktunya untuk tidur.